Pada akhir tahun ini, Singapore Airlines akan mengambil alih kembali rekor penerbangan non-stop terpanjang menggunakan pesawat jenis terbaru.
Dilansir dari Strait Times, pada akhir tahun ini Airbus akan meluncurkan A350-900 Ultra Long-Range jet, pesawat yang mampu terbang dengan jarak terjauh yang pernah ada, dan Singapore Airlines adalah maskapai pertama yang akan menggunakan pesawat jenis baru tersebut.
Sebelumnya Singapore Airlines mengoperasikan penerbangan dari Singapura ke Newark, tetapi dihentikan pada tahun 2013 karena biaya operasional yang terlalu tinggi.
Pesawat A350-900 ULR dapat membuat biaya operasional penerbangan non-stop jarak jauh lebih murah. Airbus mengoptimalisasi efisiensi bahan bakar pada pesawat ini dan dapat terbang hingga 11,160 Mil atau hampir 18 ribu Kilometer, yang berarti mampu terbang 1,800 Mil lebih jauh dari pesawat jenis A350 standar. Bahkan jarak penerbangan non-stop dari Singapura ke New York hanya berjarak 9,521 Mil dan akan memakan waktu 19 jam perjalanan.
Karena panjangnya waktu penerbangan, Singapore Airlines berencana untuk mengoperasikan penerbangan ini dengan dua kelas yaitu bisnis dan premium economy. Pesawat juga akan dilengkapi dengan pencahayaan kabin yang dirancang untuk mengatasi jet lag juga sistem sirkulasi udara yang menyegarkan udara setiap dua menit.
Penerbangan Singapore Airlines ke New York ini akan lebih panjang satu jam dari pemegang rekor dunia penerbangan terpanjang yaitu Qatar, dengan rute Auckland ke Doha non-stop. Penerbangan tersebut berjarak 9,032 Mil dan memakan waktu 18 Jam. Penerbangan panjang lainnya adalah rute Perth ke London oleh Qantas dengan lebih dari 17 Jam waktu perjalanan.
Singapore Airlines telah memesan tujuh buah pesawat A350-900ULR dan akan menggunakan pesawat – pesawat tersebut untuk jangka panjang. Selain itu pada awal 2019, maskapai asal Singapura ini juga berencana meluncurkan penerbangan non-stop ke Los Angeles dari Singapura yang memakan waktu 15 Jam perjalanan.
A350-900 ULR telah berhasil dalam uji coba penerbangan pertamanya pada bulan April yang lalu di markas Airbus di Toulouse, Perancis.
