DuniaGaya Hidup

Bekerja sambil berdiri

Baik mantan perdana menteri Inggris jaman perang dunia II Winston Churchill, penulis ternama Ernest Hemingway, seniman dan ilmuwan legendaris Leonardo da Vinci, hampir semua kantor modern nan keren di Silicon Valley hingga Skandinavia mengetahui hal ini : keuntungan bekerja sambil berdiri. Dan tidak cuma berdiri, beberapa kantor perusahaan jaman sekarang malah memiliki meja kerja dengan treadmill, yang tentunya menganjurkan para pegawainya bekerja sambil berjalan. Mungkin terdengar ikut- ikutan tren terkini, tetapi hal ini memiliki dasar sains.

http://livelighter.org

Kemalasan bergerak kini semakin merajalela di dunia. Orang – orang yang sering duduk seperti menyetir kendaraan, duduk bekerja didalam kubikel, menonton televisi berjam -jam, sebaiknya berjalan kaki sejauh 19KM dalam sehari. Walaupun kebanyakan makhluk hidup berusaha menghemat tenaga sebisa mungkin, tetapi kini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hal tersebut berdampak sangat buruk bagi kesehatan hingga dapat menyebabkan kematian.

Kementerian Kesehatan Amerika Serikat telah mengajurkan dengan keras agar masyarakatnya lebih sering berolah raga. Ditambahkan walaupun kita telah melakukan olah raga – olah raga seperti jogging dan berjalan di treadmill akan tetapi kita tetap menghabiskan sebagian waktu kita kurang bergerak juga tetap tidak baik. Yang kita butuhkan adalah kegiatan ringan tetapi konstan. Seperti berdiri contohnya, karena berdiri melibatkan otot – otot yang tidak digunakan ketika kita duduk.

www.pinterest.com

Peneliti pada bidang ini telah melacak sejarah dari pemikiran bahwa berdiri lebih baik bagi anda hingga tahun 1953, ketika sebuah penelitian dipublikasikan di Lancet  menemukan bahwa kondektur bis, yang menghabiskan waktu mereka bekerja dengan berdiri, memiliki resiko serangan jantung lebih kecil daripada pengemudi bus, yang tentunya bekerja dengan duduk.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemikiran tersebut kembali populer. Penelitian – penelitian kembali menunjukkan hal yang sama, buruknya dampak kurang bergerak bagi manusia. Emma Wilmot dari University of Leicester, di Inggris, melakukan meta-analysis, sebuah teknik  menggabungkan aneka penelitian secara statistik. Dr Wilmot menggabungkan 18 penelitian ,  mencakup 800.000 orang sebagai subjek, di tahun 2012 dan menyimpulkan bahwa orang – orang yang kurang aktif dalam kesehariannya memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena diabetes dibanding dengan orang yang paling aktif. Dia juga menemukan bahwa individu kurang bergerak juga beresiko lebih banyak meninggal karena serangan jantung dan dua setengah kali lipat kemungkinan untuk terserang penyakit cardiovascular. Yang terpenting, semua resiko – resiko tersebut tidak terpengaruh oleh banyaknya jumlah waktu berolah raga para subjek.

Banyak bukti  menunjukkan bahwa kurangnya bergerak adalah penyebab dari masalah – masalah kesehatan diatas. Satu cotoh temuan bahwa duduk dan melakukan kegiatan seperti menonton televisi, bermain video game, membaca, menyebabkan peningkatan jumlah kalori yang dimakan oleh subjek tanpa menaikkan kuantitas yang terbakar.

Penelitian lain menunjukkan bahwa tidak aktif tanpa gangguan seperti menonton tv atau membaca buku, buruk bagi kesehatan karena merubah metabolisme tubuh. Seekor tikus dibuat tidak bergerak dalam sehari, dan para peneliti menemukan turunnya jumlah lemak yang disebut triglycerides karena diserap oleh otot tulang. Ini berarti triglycerides menyebabkan masalah di bagian lain didalam tubuh. Tingkat high-density lipoprotein (HDL) dari tikus tersebut juga turun secara dramatis. Rendahnya HDL dapat berujung penyakit jantung. Penelitian lain juga menunjukkan aktifitas lipoportein lipase – enzim yang meregulasi tingkat triglycerides dan HDL – turun secara signifikan hanya dalam beberapa jam dalam subjek yang tidak bergerak, dan kemalasan tersebut juga diikuti oleh berubahnya aktifitas dari seratus gen yang berbeda.

Penelitian yang fokus terhadap manusia langsung, tidak menggunakan hewan laboratorium menemukan efek yang sama. Dr Dunstan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa berjalan selama 2 menit setiap 20 menit sekali dapat membantu mengurangi masalah – masalah kesehatan itu. Dia memberi makanan bergula kepada subjek – subjek penelitiannya dan menemukan  bahwa orang yang berjalan tiap 20 menit sekali memiliki tingkat gula darah 30% lebih rendah daripada orang – orang yang tetap duduk.

Bagi beberapa peneliti, kombinasi dari penelitian – penelitian, baik yang melibatkan manusia maunpun eksperimen kepada hewan, meyarankan bahwa olah raga ringan hingga sedang seperti berdiri, berjalah memiliki perbedaan secara kualitas dibanding olah raga berat. Tetapi tidak semua orang yakin akan hal ini. Penelitian kepada manusia langsung hanya berskala kecil, seperti yang dilakukan Dr Dunstan, hanya melibatkan 19 orang. Dan tidak setiap penelitian yang mencari efek buruk dari kurang bergerak menemukannya.

 

Source
www.economist.com
Tags

Related Articles

Close