Dunia

Wanita ini telah menyaksikan ratusan hukuman mati

Sebagai reporter dan juru bicara untuk Texas Department of Criminal Justice (TDCJ), Michele Lyons telah menyaksikan 278 eksekusi hukuman mati sejak tahun 1998 hingga 2012. Di Texas State Penitentiary at Huntsville atau penjara Huntsville Unit, Texas, terpidana mati dieksekusi dengan suntikan maut dan tugas Lyons adalah mencatat kata – kata terakhir, waktu kematian juga informasi lainnya untuk keperluan press releases. Selain itu Lyons juga harus memperhatikan berbagai reaksi dari saksi – saksi lain, seperti keluarga terpidana mati, keluarga korban, hingga petugas penjara.

Penjara Huntsville Unit, Texas yang memiliki ruang eksekusi mati. Image : Nick DiFonzo dari Houston, Texas – Texas death house, CC BY 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8913192

Menurutnya jurnalis wanita lebih sering menunjukkan simpati kepada para terpidana, seperti salah satu reporter yang meletakkan telapak tangannya di kaca ruang eksekusi sebagai tanda perpisahan kepada terpidana mati yang pernah dia wawancara. Lyons juga mengingat ada seorang jurnalis yang hampir mengalami hiperventilasi dan tidak sedikit yang gemetaran ketika menyaksikan eksekusi mati.

Ruang hukuman mati di penjara Huntsville Unit, Texas. Image : GETTY IMAGES. BBC

Dilansir dari businessinsider.com, TDCJ secara teliti memisahkan ruangan bagi saksi dari pihak keluarga terpidana mati dan saksi yang memiliki hubungan dengan korban kejahatan terpidana mati.

Lyons sempat mendokumentasikan reaksi histeris adik dari John Albert Burks ketika Burks dieksekusi. Burks dijatuhi hukuman mati karena kejahatannya menembak dan membunuh pemilik pabrik dalam sebuah perampokan.

Di lain sisi Lyons juga menyaksikan reaksi emosional dari keluarga korban, seperti keluarga dari seorang guru bernama Lori Barret, yang diculik dan dibunuh oleh James Edward Clayton. Lyons menceritakan mengenai reaksi dari keluarga Barret yang kurang puas dengan eksekusi mati Clayton.

Adik dari Barret yang juga menyaksikan eksekusi, menyatakan setuju dengan hukuman mati ini, dan tidak akan pernah memaafkan Clayton. Dia menambahkan bahwa hukuman mati yang dijatuhkan terlihat tidak cukup menyakitkan bagi Clayton. Ayah angkat Barret juga berkomentar bahwa Clayton hidup terlalu lama dengan kejahatan yang telah dilakukannya dan mati terlalu mudah dalam proses eksekusi tersebut.

Menurut Lyons, reaksi dari para keluarga korban hampir sama, mereka kurang puas dengan proses hukuman mati yang dilakukan kepada terpidana, karena terlalu mudah dan cepat.

Para terpidana mati sendiri menyampaikan kata – kata terakhir mereka di dalam sel penjara sebelum dibawa ke ruangan eksekusi. Lyons menceritakan bahwa biasanya terpidana mati menyampaikan permintaan maaf mengenai kejahatan yang telah dilakukan, atau menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah sampai akhir, bahkan ada yang menunjukkan kemarahan dengan kata – kata kasar dan memberontak sehingga harus dibawa oleh banyak petugas.

Lyons berusia 22 tahun dan bekerja untuk koran lokal ketika pertama kali menyaksikan hukuman mati, ketika itu dia harus menggantikan rekannya yang tidak dapat hadir. Hukuman mati yang pertama disaksikannya adalah eksekusi Javier Cruz di tahun 1998, Cruz adalah orang ke 15 yang dieksekusi mati tahun di tahun tersebut. Tidak lama setelah itu, Lyons bekerja untuk Texas Department of Criminal Justice di tahun 2001 kemudian menjadi direktur informasi publik untuk 110 penjara di seluruh negara bagian Texas. Lyons bekerja di TDCJ sampai tahun 2012.

Kepada The Daily Beast Lyons mengaku masih tinggal di Huntsville kota yang didalamnya ada lima buah penjara, walaupun begitu dia menikmati tinggal disana dan menjadikan kota tersebut rumah. Ditambahkan bahwa Lyons tidak menyesali pilihan karirnya, dia menulis segala pengalaman selama bekerja dan menyaksikan eksekusi mati di bukunya yang berjudul Death Row, The Final Minutes : My life as an execution witness in America’s most infamous prison.

Source
businessinsider.comThe Daily Beast
Tags

Related Articles

Close