Resor wisata yang dikelola oleh mata – mata
Pada era 1980an, agen rahasia Israel, Mossad, melakukan sebuah operasi rahasia di Sudan, tak tanggung – tanggung, pada operasi ini mereka membuka dan mengoperasikan sebuah resor wisata palsu sebagai kedok untuk menyelamatkan para pengungsi Yahudi Ethiopia.
Yahudi asal Ethiopia ini dikenal dengan Beta Israel, mereka adalah komunitas Yahudi yang telah hidup dan berkembang di Ethiopia selama berabad – abad lamanya. Dilansir dari BBC, berbagai sumber menjelaskan hal yang berbeda mengenai sejarah komunitas ini, diantaranya mengatakan bahwa mereka adalah keturunan suku Ibrani yang hilang.
Penjelasan lain menyatakan bahwa mereka adalah keturunan dari rombongan Menelik I, anak dari Raja Solomon dan Ratu Sheba.
Sedangkan para pemimpin dari komunitas mereka sendiri bersikeras menyatakan bahwa Yahudi Ethiopia adalah keturunan para Yahudi yang pergi meninggalkan kerajaan Judah ke Mesir pada tahun 586 Sebelum Masehi.
Perdana Menteri Israel Menachem Begin memulai membuka akses bagi Beta Israel. Menachem melakukan hal ini karena adanya bahaya kelaparan yang mengancam komunitas Beta Israel selain itu terjadi ketidakstabilan politik dan ancaman dari rezim yang berkuasa di Ethiopia pada saat itu.
Pada operasi penyelamatan Beta Israel, sekelompok agen Mossad diberi tugas untuk menyelundupkan ribuan pengungsi keluar dari Ethiopia dan Sudan, kemudian membawa mereka ke wilayah Israel. Pada saat itu Ribuan pengungsi Yahudi Ethiopia terdampar di Sudan dan menghadapi ancaman serius, Sudan adalah sebuah negara yang memusuhi Israel.
Para agen rahasia ini harus membawa pengungsi Yahudi asal Ethiopia yang tersebar di penjuru Sudan ke resor yang mereka kelola, kemudian menyeberangkan mereka ke Israel melalui Laut Merah, atau menerbangkan mereka menggunakan moda transportasi udara.
Karena Sudan dan Israel adalah dua negara yang bermusuhan, maka baik para pengungsi dan agen Mossad harus merahasiakan identitas mereka. Dilansir dari independent.co.uk, pada masa itu para agen Mossad telah lama mencari tempat yang sesuai untuk operasi evakuasi pengungsi, kemudian secara tidak sengaja menemukan tempat ini, sebuah desa wisata kosong dan terpencil di tepi Laut Merah.
Perusahaan pariwisata Sudan membangun komplek resor ini pada tahun 1972, tetapi tidak pernah membukanya untuk umum karena keterbatasan listrik, air, bahkan akses jalan.
Berpura – pura sebagai sebuah perusahaan asal Swiss, Mossad berhasil menyewa resor ini seharga 320,000 US Dolar. Lalu mereka segera merenovasi, menyelundupkan berbagai peralatan dan keperluan lain untuk menyulap resor kosong ini menjadi sebuah tujuan wisata pantai yang kemudian diberi nama Arous.
Untuk menghilangkan kecurigaan, agen yang ditempatkan di Arous berkedok menjadi manajer dan staff hotel lainnya, tidak hanya pria, beberapa agen Mossad wanita juga ditugaskan di sana. Bahkan mereka mempekerjakan pegawai lokal untuk posisi seperti pelayan dan pengemudi, tentunya para pegawai lokal tidak pernah mengetahui identitas asli atasan mereka.
Selain penginapan, Arous juga menyediakan jasa penyewaan peralatan olah raga air, seperti selancar angin dan menyelam. Arous benar – benar berjalan sebagaimana layaknya sebuah resor pariwisata, bahkan mereka juga mencetak brosur yang mengiklankan resor ke publik.
Tamu – tamu berdatangan untuk menikmati liburan di Arous, diantara mereka adalah militer Mesir, pasukan SAS Inggris, diplomat asing, pejabat pemerintah Sudan, tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui bahwa sebenarnya Arous adalah bagian operasi rahasia Mossad.
Gudang penyimpanan peralatan olah raga air juga berfungsi sebagai ruang radio komunikasi rahasia, digunakan oleh para agen untuk berhubungan dengan markas mereka di Tel Aviv. Pada siang hari agen Mossad bekerja mengelola Arous sebagai tempat wisata, di malam harinya mereka melakukan berbagai operasi penyelamatan. Ketika para agen rahasia sedang keluar melakukan evakuasi pengungsi, pegawai setempat hanya mengetahui bahwa atasan – atasan mereka keluar kota selama beberapa hari untuk berbisnis.
Mossad melakukan penjemputan para pengungsi dari berbagai wilayah dan membawa mereka ke pantai didekat Arous. Kemudian, di sana para pengungsi dijemput oleh pasukan khusus Angkatan Laut Israel untuk diangkut ke sebuah kapal militer dan membawa mereka ke wilayah Israel.
Setelah bertahun – tahun menjalankan resor Arous, para Agen Mossad pergi begitu saja pada suatu malam di tahun 1985. Junta militer berkuasa kala itu sedang gencar mencari keberadaaan mata – mata Israel di Sudan, karena operasi Mossad sudah mulai bocor, kantor pusat Mossad memerintahkan para agennya agar segera kembali ke Israel.
Menurut salah seorang agen yang ikut dalam operasi tersebut, mereka meninggalkan resor dalam kondisi terburu – buru di malam hari, bahkan saat mereka pergi masih ada tamu yang menginap di hotel. Mereka menyelamatkan diri menggunakan dua mobil, kemudian dijemput sebuah pesawat AC-130 Hercules milik Israel yang mendarat di sebuah lokasi dan berhasil pergi dari Sudan dengan selamat.
Selama operasi di Arous, Mossad berhasil mengevakuasi setidaknya 7000 orang pengungsi Yahudi Ethiopia. Selama lima tahun setelah itu, operasi evakuasi lain terus berjalan, hampir 18,000 Beta Israel berhasil diselamatkan dan memulai hidup baru di Israel.